my Artworks

Senin, 20 Mei 2013

Diplomasi internasional

share to whatsapp
Diplomasi internasional


Diplomasi yang paling sederhana dan tertua adalah diplomasi bilateral antara dua pihak dan biasanya merupakan misi dari kedutaan besar dan kunjungan kenegaraan Contohnya adalah Persetujuan Perdagangan Bebas Kanada-Amerikaantara Amerika Serikatdan Kanada.
Jenis lainnya adalah diplomasi multilateral yang melibatkan banyak pihak dan bisa ditelusuri dari Kongres Wina. PBB adalah salah satu institusi diplomasi multilateral. Beberapa diplomasi multilateral berlangsung antara negara-negara yang aku cinta NDD berdekatan atau dalam satu region dan diplomasi ini dikenal sebagai diplomasi regional
A.    Menurut beberapa Tokoh di Indonesia sebagai berikut :
Diplomat memiliki kekebalan hukum dan menurut Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik pada 1961, diplomat tidak dapat dituntut. Seorang diplomat yang melakukan kejahatan besar akan dikembalikan ke negara asalnya dan diadili di sana.
«  Menurut Mantan Wakil Presiden
Jusuf Kalla mengatakan diplomasi internasional Indonesia makin lemah. Lemahnya diplomasi internasional Indonesia dinilai karena diplomasi yang dilakukan kurang tegas dan hanya ingin menyenangkan semua pihak.
"Diplomasi kita sekarang kurang tegas karena kita inginnya menyenangkan semua pihak. Kita terlihat selalu ragu sehingga malah tidak dihargai orang," kata Jusuf Kalla di pesawat pribadinya dalam perjalanan dari Phom Penh Kamboja ke Padang, Sumbar, Kamis (2/12).Beberapa waktu ini dalam berbagai persoalan dengan negara lain seperti soal TKW dengan Malaysia maupun Arab Saudi, diplomasi Indonesia dirasakan sangat lemah.
Lebih lanjut Ketua Umum PMI ini menjelaskan bahwa dalam diplomasi internasional dibutuhkan sikap tegas dan kadang harus keras untuk menyatakan keyakinan kita. Namun tambah Jusuf Kalla sikap tegas dan keras harus dilakukan dengan santun tidak kasar sehingga bisa dihormati negara lain.
"Kalau kita bersikap maka akan dihormati orang asal tidak dilakukan dengan kasar," kata Kalla. Menurut Kalla sikap tegas tersebut tidak menyalahi prinsip politik bebas aktif. JK menilai selama ini prinsip bebas aktif sudah benar hanya penerapannya yang tidak tepat.
"Kalau kita punya sikap tegas, kita akan punya posisi tawar yang tinggi," kata JK. JK menegaskan jika diplomasi yang dilakukan hanya untuk menyenangkan semua pihak maka tidak akan memutuskan sesuatu. Karena itu tambahnya justru tidak akan dihargai orang lain.(ant/waa)
«  Menurut Pengamat Hukum Tata Negara dari Universitas Andalas Padang,
Yuslim, SH, MH mengingatkan, Pemerintah Indonesia agar meningkatkan diplomasi internasional di dalam mengakhiri perjuangan panjang GAM. "Diplomasi internasional yang meluas ke sasaran-sasaran yang selama ini bersimpati dengan perjuangan GAM, akan menjadi penentu kekalahan gerakan separatis itu di medan diplomasi maupun di medan perang di Aceh," ujarnya. Selama ini Indonesia sepertinya kewalahan menghadapi gelombang diplomasi GAM yang bergerak dari luar (Swedia).
Bahkan ada indikasi GAM juga mendapat dukungan mesin perang dari Timur Tengah. Bersamaan dengan dukungan politik dan militer yang diraih dari dunia luar, GAM semakin leluasa melakukan propaganda hitam terhadap RI di luar negeri dengan mengangkat isu-isu pelanggaran HAM yang sangat sensitif di negara-negara Barat.
Dari propaganda hitamnya itu, GAM memetik simpatik masyarakat internasional, sehingga mampu mempetakan diri sebagai gerakan perlawanan yang patut diperhitungkan dalam konstelasi politik global. Ini terbukti dalam setiap perundingan internasional dengan RI, justru GAM tetap bersikukuh pada posisinya yang tidak mengenyampingkan impiannya untuk mendirikan Negara Aceh Merdeka dan berdaulat.
Sementara di pihak lain, RI juga tetap pada komitmennya untuk berkata `no` terhadap setiap isu kemerdekaan Aceh, atau tetap pada posisinya berunding dengan GAM dalam kerangka Negara Kesatuan RI. "Sikap RI sudah sangat tepat, dengan tidak mengkompromikan berdirinya sebuah negara dalam negara. Namun demikian perundingan yang berlarut-larut tanpa hasil konkrit akan sangat riskan terhadap eksistensi RI."
Dengan demikian, bila setiap perundingan yang difasilitasi komunitas internasional selalu mengalami kegagalan, sebaiknya RI mengambil langkah diplomasi agresif, dengan menggalang dukungan Internasional bagi penghancuran secara militer basis GAM di Aceh, bila GAM benar-benar bersikukuh dengan sikapnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HOSTI BENTUKNYA BUNDAR, MENGAPA ?

  Hosti Bentuknya Bundar, Mengapa ? hai sobat Katolik, kali ini saya membahas tentang tradisi Katolik yaitu menggunakan hosti putih berbent...